Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Pengertian Pondok Pesantren (Metode Pendidikan Pesantren)


Pengertian Pondok Pesantren


Pengertian Pesantren : Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan “pe-“ dan akhiran “-an”, berarti tempat tinggal santri. Jika santri memiliki arti seseorang yang belajar agama Islam, maka pesantren secara sederhana berarti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam.  

Ada juga yang mengartikan pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian.

Dalam kamus besar bahas Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji.

6 Metode Pendidikan di dalam Pondok Pesantren

1. Metode Keteladanan

Pendidikan perilaku lewat keteladanan adalah pendidikan dengan cara memberikan contoh-contoh kongkrit bagi para santri, di pesantren pemberian contoh keteladanan sangat ditekankan. Kyai dan ustadz harus senantiasa memberikan uswah yang baik bagi para santri, dalam ibadah-ibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lain, karena nilai mereka ditentukan dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan.

2. Metode Latihan dan Pembiasaan

Mendidik perilaku dengan latihan dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap norma kemudian membiasakan santri untuk melakukannya.

3. Mendidik Melalui Ibrah

Secara sederhana, Ibrah berarti merenungkan dan memikirkan, dalam arti umum biasanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa.

4. Mendidik Melalui Mauidzah

Mauidzah berarti nasehat.

Metode maidzah, harus mengandung tiga unsur, yakni : a. Uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seorang, dalam hal ini santi, misalnya tentang sopan santun, harus berjamaah maupun kerajinan dalam beramal; b. Motivasi dalam melakukan kebaikan; c. Peringatan tentang dosa atau bahaya.

5. Mendidik Melalui Kedisiplinan

Metode ini identik dengan pemberian hukuman atau sangsi. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi.

6. Mendidik Melalui Targhib wa Tahzib

Targhib adalah janji disertai dengan bujukan agar seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan. Tahzib adalah ancaman untuk menimbulkan rasa takut berbuat tidak benar. Tekanan metode targhib terletak pada harapan untuk melakuka kebijakan, sementara tekanan metode tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa.