Kata Kata Emha Ainun Najib “Cak Nun” : Kumpulan Mutiara Bijak dari Seorang Budayawan Indonesia
Kata Kata Cak Nun |
Kata Kata Bijak Cak Nun | Kata Kata Mutiara Cak Nun | Quotes Cak Nun | Caption
Ig Cak Nun
Selamat datang di KLIK KATA,
sebuah media online yang banyak menyajikan berbagai macam tema kata bijak, kata
mutiara, inspirasi, nasehat, quotes, dan sejenisnya.
Postingan yang anda cari ini,
sangat cocok untuk dijadikan status wa, caption instagram,
status facebook, tweet twitter, dan status
media sosial lainnya.
Selamat membaca dan selamat
berbagi manfaat jika anda membagikannya ….
Cinta bukanlah bertahan seberapa lama. Tetapi seberapa jelas dan ke arah mana.
Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak bisa dibawa mati.
Hanya sunyi, yang sanggup mengajarkan kita, untuk tak mendua.
Manusia jangan menunggu hancur dulu baru insaf.
Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, malah menjadikannya tinggi hati.
Agama kurang diperkenalkan sebagai berita gembira dan janji cinta, melainkan sebagai tukang cambuk, pendera dan satpam yang otoriter.
Kalau kau cukup makan sepiring nasi, kenapa harus sepiring setengah. Kalau kesehatanmu cukup dipenuhi dengan sebiji tempe, kenapa ambil dua?
Menyepi itu penting, supaya kamu benar-benar bisa mendengar apa yang menjadi isi dari keramaian.
Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik.
Ada yang bilang negeri ini "Negeri Selembar Kertas", masyarakat kita "Masyarakat Selembar Ijazah".
Anda tak bisa menghakimi ekspresi seseorang hanya dengan melihat bunyi kata-katanya, melainkan Anda harus perhatikan nadanya, nuansanya, letak masalahnya.
Sunnah Rasul yang paling mendasar adalah Akhlaknya bukan kostumnya. Orang yang disukai Tuhan adalah orang yang menyebut dirinya buruk, biso rumongso, nggak rumongso biso.
Kearifan-kearifan agama harus diterjemahkan ke dalam sistem nilai pengelolaan sejarah, kebudayaan dan peradabannya.
Hidup ini sangat luas dan dimensi-dimensi persoalannya tak terhingga, untuk itu diperlukan bukan sekadar wawasan yang luas dan pengetahuan yang terus dicari melainkan juga kearifan dan sikap luhur yang konsisten dari hari ke hari.